Telepon Untuk Penderita Tunawicara - Teknologi dan Sains Masa Kini | Teknosains.id

Telepon Untuk Penderita Tunawicara

       Bisu, atau disebut pula dengan tunawicara dan gangguan bicara, adalah ketidakmampuan seseorang untuk berbicara. Bisu disebabkan oleh gangguan pada organ-organ seperti tenggorokan, pita suara, paru-parumulutlidah, dan sebagainya. Bisu umumnya dikaitkan dengan tuli

                Bayi terlahir tuli dan bisu dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Bisa terjadi akibat
faktor genetika (keturunan, perkawinan antar kerabat yang terlalu dekat, seperti antara sepupu kandung, sehingga terjadi mutasi gen yang tidak wajar.

            Selain itu, kurang atau tidak berfungsinya organ pendengaran, keterlambatan perkembangan bahasa, kerusakan pada sistem saraf dan struktur otot, serta ketidakmampuan dalam kontrol gerak juga dapat mengakibatkan keterbatasan dalam berbicara. 

             Penyebab lainnya adalah cacat intelektual dan autisme. Seseorang dapat lahir bisu, atau menjadi bisu di kemudian hari karena cedera atau penyakit. 

            Data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa satu dari seribu bayi yang lahir mengalami tuli (tunarungu) dan bisu (tunawicara) dan hampir 50 persen kondisi tuli dan bisu tersebut dialami oleh anak-anak karena faktor keturunan. Namun adapun penyebab lainnya adalah karena trauma atau cedera pada daerah broca di bagian otak. (sumber : Wikipedia Bahasa Indonesia)

               Namun, kini ada telepon tanpa kata-kata. Ini kabar luar biasa bagi para tunawicara.
Raksasa telekomunikasi Jepang, NTT DoCoMo, memperkenalkan seperangkat alat sensor elektronik yang memungkinkan penggunaan telepon tanpa mengucapkan kata-kata.

           Dengan alat ini, para penderita tunawicara dapat berhalo-halo seperti orang normal. Mereka yang ingin merahasiakan isi pembicaraan teleponnya  dari sadapan kuping teman-teman sekantor barangkali cocok juga menggunakan alat ini.

              Sensor pada "telepon bisu" ini akan mendeteksi pergerakan otot pipi dan rahang pada saat seseorang berbicara. Sinyal dari sensor tersebut kemudian diubah menjadi suara. Karena sistem ini mampu mengukur impuls-impuls gerakan, si pengguna cukup menggerakkan mulut nya tanpa harus ada suara yang keluar.

             Menurut juru bicara NTT DoCoMo Mariko Wada, pada tahap uji coba sensor itu mampu menerjemahkan gerakan menjadi suara dengan tingkat akurasi 100%. Sensor ini bahkan bisa juga diaplikasikan pada telepon seluler dengan bantuan synthesizer.
Telepon Untuk Penderita Tunawicara Telepon Untuk Penderita Tunawicara Reviewed by mpryann on February 20, 2017 Rating: 5

No comments